Ketakutan atau fobia adalah penyakit mental yang ditandai oleh rasa takut akan sumber tertentu dan rasa takut lebih dari sekadar alasan untuk itu.
Sebagai contoh, kita semua takut ular dan menjauh dari mereka jika kita bertemu, tetapi ular fobia yang terinfeksi takut pada mereka dengan cara ganda, takut pada gambar mereka dan bahkan takut hanya menyebutkan namanya, dan mengatakan hal yang sama. dalam ketakutan ketinggian, dan takut terbang, takut kegelapan, Sadar dan berlebihan di mana ia merasa berkeringat dan peningkatan denyut jantung dan kesulitan bernapas, ketakutan adalah cerminan dari ketakutan normal yang melumpuhkan kemauan, dan sulit bagi pasien untuk bertindak untuk mencegah bahaya.
Para ilmuwan telah mempertanyakan penyebab dari situasi ini dan muncul beberapa teori yang mencoba menjelaskan penyakit ini, termasuk:
Teori kopling bersyarat : Teori mengatakan bahwa alasan untuk takut adalah untuk menghubungkan penyebab ketakutan dengan posisi emosional tertentu, melupakan sikap manusia dengan waktu dan ketakutan tetap terkait dengan penyebab sekunder.
Misalnya, takut akan dataran tinggi: Jika pasien melihat orang yang dicintai meninggal karena jatuh dari tempat yang tinggi, posisi emosional itu memengaruhi dirinya mengingat kesedihan dan ketakutannya setiap kali melihat tempat yang tinggi, dan seiring waktu mungkin lupa mengapa ia membenci ketinggian. dari awal (lupakan kematian orang yang kita kasihi) Dia hanya menyebutkan rasa takutnya terhadap dataran tinggi sampai dia terjerat dalam dirinya dan dilarang mempraktikkan kehidupan normalnya.
Teori kedua disebut teori insting: Teori ini mengatakan bahwa ketakutan adalah naluri setiap manusia, dan bahwa beberapa orang cenderung takut pada sesuatu yang lebih spesifik daripada yang lain tanpa alasan tertentu. Jadi, menurut teori ini, ular fobia, misalnya, takut pada ular karena peningkatan naluri ketakutan yang ia miliki.
Teori Neurotransmitter: Teori ini mengatakan bahwa penyebab fobia adalah fisik, bukan psikologis, bahwa pasien memproduksi epinefrin dalam jumlah yang lebih besar dari biasanya, dan bahwa ketika jumlah ini dikurangi (melalui obat anti-epinefrin), pasien membaik dan mengurangi rasa takut yang tidak normal pada pasien. sumber.
Genetika: Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa seseorang dengan sumber fobia tertentu memiliki kemungkinan tinggi bahwa penyakit tersebut akan berkurang pada anak-anak mereka. Jika seseorang terinfeksi HIV, ada kemungkinan besar bahwa satu atau kedua orang tua akan menderita penyakit tersebut.
Kita melihat dalam hidup kita bahwa banyak orang yang takut laba-laba, misalnya, mewarisi anak-anak mereka dan juga takut laba-laba.
Mungkin warisan bukan satu-satunya alasan. Dalam banyak kasus, ketakutan adalah tradisi orang tua, sehingga setiap ibu dan ayah harus memperhatikan perasaan dan tindakannya di depan anak-anaknya sampai generasi psikologis yang sehat muncul.